Konfusius: "Cara melenyapkan kemiskinan dan kebodohan adalah pendidikan."

0

Konfusius dikenal sebagai guru dan pemimpin yang bijaksana. Bagi Konfusius, keberhasilan seorang pemimpin tak hanya ditentukan oleh kekuasaan yang dimilikinya, namun yg lebih penting adalah etika yang mulia. Etika yang mulia itu hanya didapatkan melalui proses belajar. Karena itu, dalam hidupnya Konfusius senantiasa menekankan pentingnya belajar dan terus belajar. Dalam sejarah hidupnya, Konfusius berpindah-pindah dari satu negeri ke negeri lainnya untuk mengajarkan pengetahuan kepada murid-muridnya.

Salah satu konsep sentral kepemimpinan yang dikembangkan oleh Konfusius adalah Ce atau Ti. Secara harfiah kata ini berarti bijaksana atau kebijaksanaan, pengertian, dan kearifan. Menurut Konfusius, sikap Ce atau Ti ini dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh seseorang. Persoalan rumah tangga, persoalan masyarakat, persoalan negara, dan persoalan dunia, hendaknya dihadapi dengan sikap Ce.

Ce dapat juga diartikan sebagai kekuatan, khususnya kekuatan untuk memerintah manusia. Konfusius tak setuju dengan konsep yang dikembangkan oleh kaum realis, bahwa satu-satunya pemerintahan yang efektif adalah pemerintahan yang memakai kekerasan fisik. Ce sesungguhnya terletak dalam kekuatan yang terkandung dalam teladan moral. Kebaikan yang terkandung dalam masyarakat bukan didapat lewat kekuatan fisik dan bukan pula melalui paksaan hukum, namun melalui kepribadian yang luhur. Segala sesuatu yang terjadi di masyarakat tergantung dari watak orang yang menjadi pemimpinnya. Jika seorang pemimpin berwatak buruk, maka tidak ada harapan akan adanya ketertiban dalam masyarakat.

Ketika Konfusius ditanya oleh penguasa Lo mengenai bagaimana cara memerintah, ia menjawab, "Memerintah itu berjalan dengan lurus. Jika tuan memimpin rakyat dengan lurus, siapakah diantara rakyat Tuan yang berani menyeleweng?"

Pada kesempatan lainnya, penguasa Lo kembali bertanya tentang hukuman mati yang dijatuhkan terhadap seorang penjahat. Konfusius menjawab,"Apakah perlunya hukuman mati dalam pemerintahan? Jika Tuan menunjukan satu isyarat yang jujur untuk hidup baik, maka dengan sendirinya rakyat tuan akan menjadi baik. Kebajikan seorang pangeran adalah ibarat angin, sementara kebajikan rakyat ibarat rumput. Sifat rumput adalah tunduk kemana angin berhembus meniupnya."

Dalam hal ini, Konfusius sangat mementingkan teladan dari para pemimpin. Menurut Konfusius, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mempunyai Ti atau Ce (kebijaksanaan), yaitu bijaksana dalam memimpin dan bijaksana dalam membuat keputusan. Keputusan yang diambil tidak berdasarkan pada Ti hanya akan menyesatkan dan menyengsarakan rakyat. 

Selain itu, Konfusius dikenal sebagai guru pertama di Tiongkok yang memperjuangkan tersedianya pendidikan tinggi bagi semua orang. Bagi Konfusius, pendidikan bukan hanya sekedar kewajiban semata, namun cara untuk memperbaiki kualitas dan dan taraf hidup.

Ketika menjabat Menteri, Konfusius mengadakan pertemuan dengan para hakim, pengacara, pejabat penjara, dan sekaligus menjelaskan hasil pemeriksaannya, bahwa sebagian besar orang hukuman itu berasal dari keluarga miskin dan tidak mengenyam pendidikan. Oleh karena itu, Konfusius sampai pada kesimpulan bahwa yang perlu diberantas adalah kemiskinan dan kebodohan. Jika keduanya sudah diberantas, kejahatan pun akan hilang.

Di dalam pertemuan itu para hakim bertanya, "Bagaimana kita bisa melenyapkan kemiskinan dan kebodohan?" Konfusius menjawab,"Jalan yang dapat melenyapkan kemiskinan dan kebodohan adalah pendidikan. Jika kita mampu mendidik rakyat, maka kebodohan akan lenyap. Untuk melenyapkan kemiskinan, hendaknya kita mengajari mereka dalam berbagai bidang kehidupan, yaitu dengan melatih berbagai keterampilan yang dapat mereka gunakan untuk kebutuhan hidupnya."

Selama Konfusius menjabat Menteri, wilayah Lo menjadi aman. Sebagian besar penjara kosong, rakyat hidup dalam kemakmuran, berbagai macam kebutuhan hidup tersedia, panen berhasil, dan rakyat bisa memasarkan hasil panennya ke seluruh wilayah.

Tags

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)